Jumat, 30 Desember 2016

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK ALLAH

Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.  Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya yaitu diberikannya akal, pikiran, perasaan dan keyakinan oleh Tuhan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Dalam Al-Qur’an, manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia,yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan.
Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu. Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas baik.
Wujud Sifat Hakikat Manusia
Dikemukakan oleh paham eksistensialisme:
1.     Kemampuan menyadari diri. Bahwa manusia menyadari dirinya memiliki ciri yang khas atau karakteristik diri.
2.     Kemampuan untuk bereksistensi. Kemampuan menempatkan diri, dapat menembus kesana ke masa depan atau masa lampau.
3.     Kata hati (Gewetwn of man). Disebut juga dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dll.
4.     Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka moral (etika) adalah perbuatan itu sendiri.
5.     Adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja (suyadi 1985).
6.     Rasa kebebasan. Adalah rasa bebas tetapi yang sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
7.     Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak.
8.     Kemampuan menghayati kebahagiaan.
Kodrat, Harkat dan Martabat Manusia
Kodrat manusia merupakan keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami, kekuasaan, bekal disposisi yang melekat pada kebaradaan/eksistensi manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan YME. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan-kemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Derajat manusia adalah tingkat kedudukan atau martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki bakat, kodrat, kebebasan hak, dan kewajiban asasi.
 WUJUD SIFAT HAKEKAT MANUSIA
1.     Kemampuan Menyadari Diri, Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan mengembangkannya kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan
2.     Kemampua Bereksistensi, Manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi manejer terhadap lingkungannya
3.     Pemilikan Kata Hati, Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar  dengan yang buruk/salah bagi manusia, Cara meningkatkan : melatih akal/kecerdasan dan kepekaan emosi
4.     Moral (etika), Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan, Bermoral sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya, Etiket hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun
5.     Kemampuan Bertanggung Jawab, Suatu perbuatan harus sesuai dengan tuntutan kodrat manusia
6.     Rasa Kebebasan (Kemerdekaan), Kebebasan yang terikat(bertanggung jawab), Tugas pendidikan membuat pesreta didik merasa merdeka dalam menjalankan tuntutan kodrat manusia.
7.     Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak Dapat ditempuh dengan pendidikan disiplin:
·         Disiplin Rasional -> dilanggar -> rasa Salah
·         Disiplin Afektif -> dilanggar -> rasa Gelisah
·         Disiplin Sosial -> dilanggar -> rasa Malu
·         Disiplin Agama -> dilanggar -> rasa Berdosa
8.     Kemampuan Menghayati Kebahagiaan Kesanggupan menghayati kebahagiaan berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan Takdir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar