Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus
dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir,
berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang
juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan
manusia dengan makhluk lainnya yaitu diberikannya akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan oleh Tuhan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Dalam
Al-Qur’an, manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai
manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai
cikal bakal manusia,yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan,
mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan
argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan.
Al-Quran justru
memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju
suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia
harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan
di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk
spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
Karena itu,
kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah.
Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia
itu. Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar
dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya.
Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat
untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu
dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain.
Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi
batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas
baik.
Wujud Sifat Hakikat Manusia
Dikemukakan oleh paham
eksistensialisme:
1. Kemampuan
menyadari diri. Bahwa manusia menyadari dirinya memiliki ciri yang khas atau
karakteristik diri.
2. Kemampuan untuk
bereksistensi. Kemampuan menempatkan diri, dapat menembus kesana ke masa depan
atau masa lampau.
3. Kata hati
(Gewetwn of man). Disebut juga dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara
hati, pelita hati, dll.
4. Jika kata hati
diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka moral
(etika) adalah perbuatan itu sendiri.
5. Adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja (suyadi
1985).
6. Rasa kebebasan.
Adalah rasa bebas tetapi yang sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
7. Kesediaan
melaksanakan kewajiban dan menyadari hak.
8. Kemampuan
menghayati kebahagiaan.
Kodrat, Harkat dan Martabat
Manusia
Kodrat manusia merupakan
keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami,
kekuasaan, bekal disposisi yang melekat pada kebaradaan/eksistensi manusia
sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan YME. Harkat
manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki
kemampuan-kemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Derajat manusia adalah
tingkat kedudukan atau martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
memiliki bakat, kodrat, kebebasan hak, dan kewajiban asasi.
WUJUD SIFAT HAKEKAT
MANUSIA
1. Kemampuan
Menyadari Diri, Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan mengembangkannya
kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan
2. Kemampua
Bereksistensi, Manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi manejer
terhadap lingkungannya
3. Pemilikan Kata
Hati, Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar dengan yang buruk/salah
bagi manusia, Cara meningkatkan : melatih akal/kecerdasan dan kepekaan
emosi
4. Moral
(etika), Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan, Bermoral
sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya, Etiket
hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun
5. Kemampuan
Bertanggung Jawab, Suatu perbuatan harus sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia
6. Rasa Kebebasan
(Kemerdekaan), Kebebasan yang terikat(bertanggung jawab), Tugas
pendidikan membuat pesreta didik merasa merdeka dalam menjalankan tuntutan
kodrat manusia.
7. Kesediaan
Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak Dapat ditempuh dengan pendidikan
disiplin:
·
Disiplin Rasional -> dilanggar -> rasa Salah
·
Disiplin Afektif -> dilanggar -> rasa Gelisah
·
Disiplin Sosial -> dilanggar -> rasa Malu
·
Disiplin Agama -> dilanggar -> rasa Berdosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar